"You know why a Spider Lily is called the flower of separation?
It’s because the leaves and the flowers can never meet. The flowers can
only blossom when the leaves are all withered away. They miss one
another to grow the sprout and bloom the flowers, but in the end they
leave their yearning for each other and never unite. Isn’t it beautiful?
Even in death, they seem to miss each other like lovers." — The Bride of the Water God
Dunia adalah sebuah tempat yang kejam. Sebuah tempat dimana hidupmu
tidak pernah berakhir seindah cerita-cerita bahagia dalam dongeng,
sebuah tempat dimana impian dan harapanmu bisa dihancurkan dalam sekali
kedipan mata. Yah, dunia ini adalah tempat yang penuh kepalsuan dan
menyedihkan. Menyedihkan bagaimana seseorang menyuruhmu menjadi dirimu
sendiri, namun kemudian memandangmu dengan berbagai macam penilaian yang
menyakitkan ketika kau melakukannya. Menyedihkan bagaimana seseorang
memandangnya dengan berbagai macam penilaian yang menyakitkan karena
sikap yang kau tunjukkan di permukaan tanpa tahu alasan di balik sikap
yang kau tunjukkan itu. Menyedihkan bagaimana orang-orang dengan cepat
berubah secepat detik yang berlalu, dan bagaimana keadaan berbalik
selekas musim yang berganti. Menyedihkan bagaimana dalam waktu yang
sedemikian singkat, harapan dan impianmu padam seperti nyala sebatang
lilin yang berada di tengah badai.
Menyedihkan.
Yah, aku tahu. Aku tahu itu sejak lama. Dan karenanya aku menutup diri
dari dunia, tidak mau terpengaruh oleh kepalsuannya yang menyedihkan
meskipun aku tidak lagi memiliki apapun untuk dilindungi. Aku hanyalah
sebuah cangkang kosong tanpa harapan, tanpa impian dan tanpa bayangan
akan apa yang ada di hari esok. Aku telah terbiasa ditinggalkan, telah
terbiasa kesepian—terlalu terbiasa hingga kupikir aku tidak membutuhkan
siapapun lagi dalam hidupku, karena akhirnya sudah bisa ditebak dan akan
selalu sama ;
Aku akan selalu ditinggalkan.
Tapi kemudian orang itu datang. Dengan mudah dia bisa melihat
melewatiku dan kemudian, entah sejak kapan, dia berada di duniaku.
Lantas duniaku seperti diputarbalikkan, dengan cepat berubah hingga aku
tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku yang sebelumnya tanpa
kehadiran orang itu. Seperti dia selalu berada dalam hidupku dan kami
tidak pernah jadi orang asing sebelumnya.
Namun
kemudian, aku mendorongnya menjauh. Meskipun itu melukainya. Dan
meskipun itu juga melukaiku. Aku selalu percaya bahwa sesuatu yang bagus
akan selalu harus menemui sebuah akhir, dan di dunia yang kukenal
sekarang, tidak pernah ada akhir cerita yang bahagia.
Karena cerita yang bahagia tidak pernah berakhir.
Tertanda,
IM